Minggu, 07 Februari 2010

RAGAM STIMULASI FISIK UNTUK KECERDASAN

Gerak tubuh yang tepat di setiap usia, membantu kematangan otak anak mencapai titik optimal.

Stimulasi fisik mempunyai dua manfaat. Disamping mematangkan kecerdasan otak, juga mengoptimalkan setiap tugas perkembangan anak. Pada bayi (0-1 tahun), misalnya, stimulasi fisik bertujuan memaksimalkan pertumbuhan fisik otak (secara anatomis), memaksimalkan brain growth spurt, memaksimalkan proses mielinisasi serabut saraf otak, dan mempertebal corpus callosum (jembatan otak kanan dan kiri). Dari sini, stimulasi fisik dapat membantu kekuatan otot dan kemampuan tubuh melakukan gerakan-gerakan bayi agar semakin seimbang dan matang. Termasuk menyiapkan otot-otot kemampuan wicara di saat pembentukan kata pertama. Selanjutnya pada anak usia 1-3 tahun, stimulasi fisik juga bertujuan sama dengan di usia bayi. Barulah di usia prasekolah dan sekolah, stimulasi fisik juga bertujuan membantu konsentrasi dan daya ingat anak.

Untuk itu, orangtua harus tahu kemampuan anaknya dan tugas perkembangan sesuai tahapan usia. Berikut aneka stimulasi fisik untuk kecerdasan anak disesuaikan dengan tahapan usianya!


USIA BAYI

* 0–3 Bulan

- Menahan kepala dan leher bayi lalu mengangkatnya. Menahan kepala dimaksudkan untuk melindungi saraf sensitif dan tulang belakang yang menghubungkan otak dengan badan bagian leher.

- Memberikan stimulasi gerakan ke atas untuk stimulasi keseimbangan bayi. Jangan diayun terlalu keras atau dilempar-lempar ke atas terlalu keras secara mendadak, karena akan mengganggu level stres yang menyebabkan bayi sering menangis tiba-tiba saat tidur.

- Tengkurapkan bayi dalam waktu yang tidak terlalu lama untuk merangsang otot lehernya yang juga akan memengaruhi pertumbuhan jaringan otaknya.

- Dekatkan wajah Anda karena bayi senang mengenali wajah-wajah yang berbeda (kurang lebih 40 cm bayi dapat melihat dengan jelas).

- Ajak bicara dengan rasa sayang, dengarkan lagu-lagu, menjawab ajakan bicara si bayi untuk merangsang komunikasi.

- Menggendong lalu mengayun-ayun seperti gerakan "meninabobokkan" untuk stimulasi dan memberikan rasa aman.

* 4–5 Bulan

- Menarik perhatian dengan mainan kerincingan agar bayi mau meraih dan memegang.

- Menarik perhatian dengan mainan berwarna dan berbunyi agar ia dapat berguling.

- Memperdengarkan musik lembut sambil berujar kata yang mengandung unsur bilabial (b/p/m), misal, kata papa, mama, bola, babi, dan lain-lain.

- Duduk pada kursi bersandar dan memberinya mainan berwarna serta berbunyi untuk beberapa saat.

* 6–12 Bulan

- Dudukkan dengan berbagai gaya (kaki lurus, kaki huruf w, kaki bersila, timpuh/seperti duduk pesinden).

- Mengejar mainan dengan berguling, merayap dan merangkak.

- Berdiri dengan punggung menempel tembok dan bergeser ke kanan-kiri, ke depan mengejar mainan.

- Meraih mainan atau memasukkan mainan pada bidang seperti formboard atau pasel.

- Berjalan beberapa meter untuk mengejar mainan.

- Bermain cilukba.

- Bermain meniru suara dan bergerak seperti suara: mobil "mbem mbem", bebek "kwek kwek", harimau "haum", kambing "mbekkkk".

USIA BATITA

* 1–2 Tahun

- Bermain pada posisi jongkok dan berdiri yang lama.

- Melompati halang rintang, sesuaikan ketinggian dengan kemampuan anak dalam melangkahkan kaki. Misal, dengan menggunakan guling kecil.

- Menaiki tangga di rumah dengan dipandu.

- Memanjat tangga dengan tangan mengenggam dan kaki memanjat.

- Melempar bola yang bergradasi beratnya dengan tipe lambungan bawah, tengah dan atas ke sasaran yang dituju (jarak digradasikan dari 20 cm sampai 2 meter).

- Menendang bola dengan gradasi berat bola dan jarak gawang bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri.

- Lempar tangkap bola dengan gradasi jarak antara anak dan ibu.

* 2–3 Tahun

- Berjalan di papan titian. Kalau di rumah bisa juga dengan membuat garis dari kapur atau tali dengan arah ke depan, ke samping, dan ke belakang.

- Melompat dan meloncat rintangan dengan gradasi jarak. Misal, dengan ban mobil bekas yang disusun berjajar.

- Berlari dengan lintasan yang sengaja dibuat berliku untuk kontrol belok dan mengerem saat berhenti.

- Berdiri satu kaki membentuk formasi pesawat terbang.

- Melompat satu kaki seperti pada permainan engklek.

- Permainan ketangkasan seperti memasukkan bola basket ke keranjang dengan gradasi tinggi sasaran dan berat bola.

USIA PRASEKOLAH

* 3–4 Tahun

- Mengikuti nyanyian dengan suara dan gerak.

- Menari dengan target kelenturan dan koordinasi (mata, tangan, kaki dan bagian tubuh).

- Memanjat, menarik dan mendorong.

- Bermain gulat bersama ayah.

- Bermain masak-masakan bersama ibu.

* 4–5 Tahun

- Melipat kertas dan membentuk sebuah origami.

- Menendang bola untuk bermain bola dalam sebuah permainan bersama teman-teman, setidaknya 3 orang

- Melompat dengan jarak 50 cm.

- Meloncat dengan halang rintang seperti main tali dengan karet gelang yang panjang bersama teman-temannya.

- Bermain tembak-tembakan bersama teman-temannya.

- Bermain peran bersama keluarga semisal bermain "tamu-tamuan" bersama ayah, ibu atau teman-temannya.

* 5–6 Tahun

- Menggantung di palang sejajar dalam waktu 10 detik.

- Memanjat sebuah palang atau pohon rendah.

- Melompat secara ritmis dan berulang seperti main lompat tali.

- Bermain pianika (jari menekan tuts dan mulut meniup).

- Menulis huruf dan angka dengan gradasi jumlah baris dan banyak tulisan.

- Mewarnai dengan gradasi jumlah warna dan kompleksitas gambar atau bentuk.

- Menggambar dan melukis.

- Mengetik dan menggunakan jari-jarinya untuk mengoperasikan komputer dan mouse komputer.

USIA SEKOLAH

* 6–12 Tahun

- Berjalan di papan titian, melempar dartboard, bersepeda roda 2, dan sebagainya untuk melatih kemampuan integrasi otak dan tubuh.

- Menggambar, menulis, membuat patung tanah liat, membentuk bangunan, dan sebagainya untuk latihan visualisasi.

- Melakukan tugas secara terperinci, menyusun daftar kegiatan untuk libur sekolah dan melaksanakannya sebagai latihan perilaku yang terorganisasi.

- Mengatur konsentrasi saat belajar di antara keramaian, membaca buku ketika adik sedang bermain sebagai latihan regulasi dari atensi dan konsentrasi.

- Mengisi buku diari, mengarang cerita, outbond, dan sebagainya untuk mengasah kemampuan motorik yang lebih kompleks.

Sumber:
Dedeh, Uttiek

Narasumber:

Tri Gunadi, OTR (Ind), S.Psi.,

dari Pusat Terapi Tumbuh Kembang Anak Yamet (Yayasan Medical Exercise Therapy)

Tidak ada komentar: