Minggu, 07 Februari 2010

Penanganan Harus Dilakukan Sedini Mungkin

20 Februari 2009

Surabaya, eHealth. Sejak tanggal 9 Februari 2009, Dinas Kesehatan Kota Surabaya (Dinkes) melaksanakan pelatihan Stimulasi dan Intervensi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak bagi Bidan di 53 Puskesmas di Surabaya. ”Ini adalah pelatihan angkatan kedua untuk tahun 2009 dan diikuti oleh sepuluh orang bidan dari sepuluh Puskesmas,” ujar dr. Avie Hanida, Kepala Seksi Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Puskesmas yang mengikuti pelatihan angkatan kedua antara lain Puskesmas Kedurus, Dukuh Kupang, Wiyung, Gayungan, Simomulyo, Benowo, Tambak Rejo, Kali Rungkut, Jagir dan Pakis. Pelatihan untuk angkatan kedua ini dilaksanakan di ruang pertemuan Puskesmas Jagir pada tanggal 16–20 Februari 2009.

Perlu diketahui pelatihan angkatan pertama dilaksanakan pada tanggal 9–13 Februari 2009 di tempat yang sama dan diikuti oleh sepuluh Bidan dari Puskesmas Menur, Klampis Ngasem, Mulyorejo, Sawahan, Putat Jaya, Banyu Urip, Jagir, Pakis, dan Wonokromo.

Memang sejak tahun 2008 Dinkes Kota Surabaya telah memberikan pelatihan serupa bagi Bidan Puskesmas. Pelatihan tersebut dilakukan secara bertahap dan diikuti oleh Bidan dari Puskesmas secara bergiliran. ”Sebanyak 53 Bidan dari 53 Puskesmas telah mendapatkan pelatihan DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang), berikutnya kita (Dinkes, Red) akan memberikan pelatihan DDTK untuk 53 dokter Puskesmas,” jelas dr. Avie.

Pelatihan DDTK diperlukan untuk mengetahui dan melakukan DDTK sejak dini. ”Apabila terdapat penyimpangan pada seorang anak akan segera diketahui dan ditangani dengan tepat,” jelas Sri Wahjuni, ketika memberikan materi pada hari terakhir Pelatihan (20/2).

Penyimpangan tumbuh kembang anak harus dideteksi sejak dini, terutama sebelum anak berumur 3 tahun, agar dapat segera di intervensi (diperbaiki, Red). Apabila deteksi terlambat, yang menyebabkan penanganan terlambat sehingga penyimpangan akan sulit untuk diperbaiki

Terdapat beberapa tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan antara lain masa dalam kandungan (prenatal), masa Neonatal (0 – 28 hari), masa Bayi (< 1 tahun), masa Balita (< 5 tahun) dan masa Prasekolah (5-6 tahun). Berikut adalah tabel perkembangan anak berdasarkan usia.


Umur
Kemampuan perkembangan

0-1 bulan
Menatap ke ibu, mengeluarkan suara, tersenyum, dll

1-3 bulan
Mengangkat kepala tegak ketika tengkurap, tertawa, mengamati tangannya, dll

3-6 bulan
Meniru bunyi, meraih benda, tengkurap sendiri, dll

6-9 bulan
Duduk sendiri,mengucapkan ma..ma..ma, da..da….da…, pegang biskuit, dll

9-12 bulan
Bermain CI LUK BA, menjimpit benda kecil, berdiri dan berjalan berpegangan, dll

1-2 tahun
Menunjukkan dan menyebut nama bagian tubuh, naik tangga, corat-coret, dll

2-3 tahun
Berdiri di atas satu kaki tanpa berpegangan, bicara domengerti, makan sendiri, memeluk dan mencium orang yang terdekat, dll

3-5 tahun
Melompat-lompat,menggambar, cerita, pakai pakaian, dll

Apabila pada usia 9 bulan bayi belum bisa mengoceh da..da..da.. maupun ma..ma..ma.. dapat dilakukan intervensi diantaranya bayi harus diajak bicara sesering mungkin dan pada saat berbicara usahakan selalu menatap muka bayi agar anak dapat melihat bibir maupun mata si pembicara dan sebutkan nama benda dan gambar. Selain itu dapat dilakukan intervensi dengan cara mendudukkan anak serta berikan benda yang berbunyi dari arah samping kiri / kanan secara bergantian dan diulangi lagi, apabila tidak ada reaksi, curigai terdapat gangguan pendengaran dan harus dirujuk. (ito)

Reporter : Bambang Yupito

Foto : Dalu Karunia P.

Tidak ada komentar: