Selasa, 18 Januari 2011

Apa Enaknya bekerja di Tempat Orang Lain....?

Beberapa tahun lalu, saya juga begitu....lulus kuliah...berpikir...dimana saya harus mendapatkan pekerjaan..?pekerjaan apa yang kira-kira bisa saya dapatkan setelah lulus kuliah...

beberapa waktu yang lalu, saya juga masih berpikir kira maw kerja dimana lagi ya...

Tapi....kemudian...setelah melalui berbagai dera dan coba...he he...pengalaman, halangan, rintangan, sharing...perenungan...saya sekarang tidak lagi berpikir seperti itu...

yang saya pikirkan sekarang...apa yang bisa saya kerjakan sendiri...tanpa bos yang bisa menekan saya...menjadi bos bagi diri sendiri...menggaji diri sendiri...:-)

try to be my own bos....

terlintas dalam benak saya...seberapa tinggi jabatan, seberapa keren jabatan kalo masih kerja di tempat orang...tetep sama saja...PEKERJA...he he

apa enaknya pekerja...yang waktunya disita, distir orang lain....tidak bisa mempunyai waktu untuk diri sendiri, keluarga, dan orang sekitar...
kebanyakan alasannya adalah di perusahaan orang kan ada jaminan kesehatan...saya katakan JAMINAN KESEHATAN ADALAH ALLAH SWT...:-)

Mungkin memang sekarang...aku masih merangkak...tertatih tatih ke arah sana...tapi soon...pasti aku bisa berjalan tegak...disisi ini...AMIN.

Minggu, 07 Februari 2010

Nutrisi dan Stimulasi Optimalkan Perkembangan Otak Anak

Rabu, 13 Februari, 2008 oleh: siswono

Nutrisi dan Stimulasi Optimalkan Perkembangan Otak Anak

Gizi.net - Nutrisi dan rangsangan (stimulasi) memadai mesti diberikan kepada bayi dalam dua tahun awal hidupnya supaya otak anak dapat tumbuh dan berkembang optimal. Jika hanya memberikan nutrisi tanpa stimulasi maka itu tidak akan mencukupi.

''Nutrisi saja tidak bisa tanpa stimulasi. Untuk membentuk kecerdasan anak, maka nutrisi dan stimulasi harus diberikan bersama,'' kata dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang, Soedjatmiko, di Jakarta, Senin (11/2).

Ketua Divisi Tumbuh Kembang Departemen Pediatri Sosial Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menjelaskan fungsi otak tergantung pada banyaknya sel otak dan percabangannya, banyaknya neurotransmitter atau zat yang mengaktifkan synaps (hubungan antar sel syaraf), dan kualitas mielin atau selubung sel syaraf. ''Dan, semua itu dipengaruhi keberadaan nutrisi dan stimulasi,'' katanya kembali memberi penekanan.

Menurut dia, nutrisi terpenting yang dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan otaknya pada usia dua tahun pertama adalah air susu ibu (ASI). Selain mengandung semua unsur nutrisi yang dibutuhkan bayi, kata dia, proses menyusui yang tepat juga merupakan stimulai pertumbungan dan perkembangan otak yang sempurna bagi bayi.

''Dekapan, rabaan, pandangan, dan komunikasi yang dilakukan ibu selama menyusui merupakan stimulasi emosional dan kognitif yang memicu pembentukan percabangan sel syaraf otak ke arah emosi positif,'' katanya.

Setelah periode pemberian ASI eksklusif usai, ia melanjutkan, tambahan asupan nutrisi untuk perkembangan otak bisa diperoleh dari makanan pendamping ASI yang kaya nutrisi seperti biskuit susu, sumber protein hewani dan sayur-mayur. Sementara stimulasi, kata dia, bisa dilakukan melalui berbagai cara dalam kegiatan keseharian seperti saat bermain, mandi, jalan-jalan, ganti baju, menonton pertunjukan atau televisi dan yang lainnya.

''Yang penting anak-anak harus diberi kebebasan seluas-luasnya untuk melakukan apa yang dia ingin lakukan asal tidak membahayakan dirinya dan orang lain supaya daya imaginasi dan kreatifitasnya berkembang optimal,'' katanya.

sumber : internet

UMUR 2 – 3 TAHUN

UMUR 2 – 3 TAHUN
0
Posted by admin | Posted in Permainan Anak | Posted on 23-01-2009
Tags: permainan anak 2-3 tahun, stimulasi anak 2-3 tahun, tumbuh kembang anak 2-3tahun

A. Kemampuan perkembangan yang harus dicapaianak sesaat sebelum berumur 3 tahun :
Gerakan kasar : Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama paling sedikit 2 hitungan.
Gerakan halus : Meniru membuat garis lurus
Bicara, bahasa dan kecerdasan : Menyatakan keinginan paling sedikit dengan 2 kata.
Bergaul dan mandiri : Menyatakan keinginan buang air besar dan buang air kecil


B. Stimulasi perkembangan yang perlu diberikan :

1. Melatih anak melompat jauh.
Letakkan kertas ukuran folio di lantai. ajarilah anak untuk melompati kertas tersebut dengan kedua kaki diankat bersamaan. latihlah agar lompatan anak semakin jauh

2. Mengajak anak bermain dengan balok.
Ajaklah anak menyusun dan menumpuk balok mainan untuk membuat rumah-rumahan, jembatan, menara dan lain-lain.

3. Melatih anak memilih dan mengelompokkan benda menurut jenisnya.
Sediakanlah macam-macam benda (misalnya : kancing, uang, logam biji-bijian). tunjukkan kepada anak cara mengelompokkan benda-benda tersebut menurut jenisnya, jelaskan pula sifat, warna, dan bentuknya. Mulailah dengan 2 jenis benda, kemudian tambahkanlah sejenisnya.

4. Melatih anak menghitung jumlah benda.
Ketika melatih anak mengelompokkan benda menurut jenisnya, ajarilah untuk menghitung jumlah setiap jenis benda. buatlah kelompok dengan jumlah satu, dua, tiga, dan seterusnya.

5. Melatih anak mencocokkan gambar benda yang sesungguhnya.
Sediakanlah macam-macam gambar (dapat diambil dari majalah, buku, koran, dan sebagainya). Mintalah anak mencocokkan gambar-gambar tersebut dengan benda-benda disekelilingnya. bicarakan pula bentuk dan sifat enda-benda itu.

6. Melatih anak untuk menyebutkan namanya.
Sebutkan nama anak dengan perlahan-lahan, kemudian mintalah ia mengulanginya.

7. Melatih anak menyebut nama benda dan mengenal sifat/keadaan benda.
Sebutkan nama benda yang ada disekeliling anak. mintalah ia untuk mengambil benda itu sambil menyebutkan nama dan sifat/keadaan benda tersebut. Misalnya: “Mobil-mobilan itu berwarna merah dan terletak dibawah kursi”

8. Melatih anak mencuci tangan dan kaki, serta mengeringkannya sendiri.
Ajarkan kepada anak cara mencuci tangan dan kakinya, serta mengelap bagian yang basah agar menjadi kering.

9. Memberi kesempatan kepada anak untuk berpakaian dan memilih sendiri pakaian yang akan dikenakannya.
Ajarkan kepada anak cara berpakaian sendiri dan usahakanlah agar ia mau memilih sendiri pakaian yang akan dikenakannya.


sumber : dari internet

STIMULASI INDRA PERABA DAN PENGECAP PENTING UNTUK KECERDASAN

Posted on November 26, 2007. Filed under: Tidak terkategori | Tags: Anak, Perkembangan, Psikologi |

Ingin punya bayi hebat? Salah satu kuncinya pasti stimulasi! Terdengar klise mungkin, tapi memang begitulah prosesnya. Stimulasi diperlukan untuk perkembangan otak yang akan menentukan kecerdasan. Stimulasi indra peraba dan pengecap juga akan mengoptimalkan perkembangan otak, selain stimulasi indra pendengaran dan penglihatan.

Stimulasi indra peraba dan pengecap juga akan mengoptimalkan perkembangan otak, selain stimulasi indra pendengaran dan penglihatan.

Ingin punya bayi hebat? Salah satu kuncinya pasti stimulasi! Terdengar klise mungkin, tapi memang begitulah prosesnya.
Stimulasi diperlukan untuk perkembangan otak yang akan
menentukan kecerdasan. Apalagi bila dikaitkan dengan the golden age atau masa pesat perkembangan otak di usia 0-3 tahun (ada juga yang mengatakan 0-6 tahun).

Setelah itu, perkembangan otak manusia pun akan melambat. Jadi manfaatkan masa ini dengan sebaik-baiknya. Cepatnya perkembangan otak dalam periode ini
ditandai dengan pertambahan berat otak dari 400 gr di waktu lahir menjadi hampir 3 kali lipatnya setelah akhir tahun ketiga.

Sekadar untuk diketahui, pada masa awal usianya, fungsi kedua belahan otak bayi masih sama. Hal ini bisa terlihat dari cara bayi meraih benda dengan menggunakan kedua tangannya. Setelah otak berkembang, secara individual fungsi belahan otak kanan dan kiri menjadi berbeda. Perkembangan ini menyebabkan anak cenderung memakai tangan tertentu (umumnya kanan) untuk melakukan sesuatu.

Contoh lain akan pentingnya stimulasi terlihat pada penelitian tentang huruf ”L” yang diadakan di Jepang. Dari riset yang dilakukan ditemukan, bayi-bayi di negeri Sakura hingga usia 6 bulan masih peka terhadap konsonan ”L”. Namun, saat menginjak usia 1 tahunan kepekaan itu hilang karena konsonan L dalam bahasa Jepang tidak diperlukan. ”Itu salah satu bukti kalau otak tidak distimulasi, sinaps-sinapsnya (simpai) akan hilang begitu saja.”

IBARAT PESAWAT TELEPON

Saraf-saraf dalam organ otak diibaratkan sebagai kumpulan pesawat telepon yang koneksinya belum terhubung satu sama lain. Agar koneksi antara pesawat telepon di dalam otak ‘’saling nyambung” diperlukan stimulasi.

Tujuan stimulasi adalah mengembangkan hubungan (network) antara satu saraf dengan saraf lain. ”Saat anak sudah sekolah, ia akan lebih cepat menangkap pelajaran yang diberikan karena ‘pesawat-pesawat telepon’ miliknya sudah terkoneksi sebelum itu. Sebaliknya, bila pesawat-pesawat telepon itu tidak distimulasi maka sinaps-sinapsnya akan hilang.

Bahkan beberapa ahli percaya, kalau tidak ada rangsangan, jaringan organ otak jadi mengecil akibat menurunnya jaringan fungsi otak.

Masalahnya, begitu banyak hal yang perlu dipelajari si bayi kecil lewat kelima indranya; ada indra penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba hingga pengecap. Orang tua harus rajin menstimulasi semua indra bayi secara seimbang agar tumbuh kembangnya menjadi optimal.

Nah, kali ini yang akan dibahas adalah stimulasi indra peraba dan indra pengecap.

STIMULASI INDRA PERABA

Sebenarnya, secara tidak sadar, orang tua sudah melakukan beberapa stimulasi indra sentuhan dari hari ke hari. Hanya saja, mungkin upayanya kurang maksimal. Agar lebih maksimal berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:

Pijat bayi

Pijatan dapat memberi efek relaks pada bayi. Penelitian membuktikan bayi prematur yang sering dipijat akan tumbuh lebih baik, lebih cepat, lebih tenang serta lebih jarang menangis ketimbang bayi-bayi prematur yang tidak dipijat.

”Jadi terbukti sentuhan orang tua mempengaruhi perkembangan bayi, bukan?”.
Akan lebih baik bila mengikuti berbagai kursus pijat bayi yang banyak diselenggarakan untuk mengetahui teknik pijatan yang tepat. Jika bayi dipijat tanpa mengenakan pakaian, pilih ruangan yang cukup hangat.

Perhatikan ranjang

Kebanyakan, waktu bayi akan dihabiskan di atas ranjang. Nah, untuk menstimulasi indra peraba, lapisi ranjang dengan alas tempat tidur yang lembut dan hangat sehingga ia merasa nyaman di dalamnya.

Manfaatkan berbagai bahan

Bayi perlu mengenal konsep kasar-halus atau keras-lunak. Untuk itu kita bisa mengenalkannya kepada berbagai tekstur bahan seperti sutera, satin, velvet, kulit, handuk dan sebagainya. Bisa juga memanfaatkan kegiatan sehari-hari. Dengan mandi, misalnya, bayi jadi tahu sifat sabun yang licin.

Berjalan tanpa alas

Bila sudah agak besar, bayi bisa diajak berjalan-jalan tanpa alas kaki sehingga ia dapat merasakan perbedaan kala menyentuh lantai, karpet, atau rumput. Nah, apa yang kita sampaikan kepada sensori peraba bayi akan terekam di dalam otaknya dan membantu dia menghubungkan jaringan sel-sel saraf yang ada di dalamnya. Akhirnya, pada sekitar usia 2 tahun ia mulai
bisa menyebutkan kalau batu itu keras atau sutera itu lembut.

STIMULASI INDRA PENGECAP

Stimulasi indra pengecap pun sudah akrab dengan aktivitas sehari-hari si kecil, berikut beberapa di antaranya:

Menyusu ASI

Menyusu ASI merupakan salah satu cara merangsang indra pengecap bayi. Beberapa pakar mengatakan, bayi yang menyusu ASI akan lebih jarang mengisap jari ketimbang yang menyusu dari botol. Waktu menyusu yang ideal sekitar 30 sampai 40 menit. Di atas 20 menit sebenarnya susu ibu sudah kosong, namun bayi tetap mengisap puting ibunya demi memenuhi kebutuhan mengisapnya.

Biarkan mengisap jari

Untuk menstimulasi indra pengecapnya biarkan bayi mengisap jari. Seperti diketahui, setiap bayi pasti akan mengisap jari. Terlebih pada bayi baru lahir hingga usia 3 bulan. Sampai usia 7 bulan pun, kebiasaan mengisap jari pada bayi masih dianggap wajar. Setelah usia itu tentu kebiasaan ini mesti dihentikan.

Memberikan PASI

Selepas usia 6 bulan, mulailah bayi diperkenalkan dengan berbagai macam rasa makanan agar saat besar nanti indra pengecapnya terbiasa dengan aneka jenis makanan. Ia pun akan tumbuh menjadi anak yang tidak pilih-pilih makanan.

Mainan gigitan

Bisa diberikan saat ia mulai memasukkan segala sesuatu
ke dalam mulutnya, yakni sekitar usia 6 bulan. Tentu saja perhatikan kebersihannya.

Ajak si kecil ngobrol saat kita memberinya stimulasi. Dengan begitu, bahasanya pun akan ikut terangsang. Dengan berkomunikasi, orang tua juga akan menjalin kedekatan dengan perkembangananak. Namun, kelekatan tetap kurang terjalin bila sambil berbicara, pikiran orangtua berada entah di mana. Jadi, ajak bayi berbicara dengan tatapan mata. Saat memandikan, kita bisa ngobrol tentang air yang begitu dingin. ”Ih airnya dingin, ya..”
Dengan begitu, anak merasa bahwa kita berusaha berhubungan dengannya. Walau mungkin respons bayi belum terlihat, hanya menatap saja, misalnya, tapi itu sebenarnya menunjukkan kelekatan sudah terbangun. (sumber : balita cerdas)

STIMULASI INDRA PERABA DAN PENGECAP PENTING UNTUK KECERDASAN

Posted on November 26, 2007. Filed under: Tidak terkategori | Tags: Anak, Perkembangan, Psikologi |

Ingin punya bayi hebat? Salah satu kuncinya pasti stimulasi! Terdengar klise mungkin, tapi memang begitulah prosesnya. Stimulasi diperlukan untuk perkembangan otak yang akan menentukan kecerdasan. Stimulasi indra peraba dan pengecap juga akan mengoptimalkan perkembangan otak, selain stimulasi indra pendengaran dan penglihatan.

Stimulasi indra peraba dan pengecap juga akan mengoptimalkan perkembangan otak, selain stimulasi indra pendengaran dan penglihatan.

Ingin punya bayi hebat? Salah satu kuncinya pasti stimulasi! Terdengar klise mungkin, tapi memang begitulah prosesnya.
Stimulasi diperlukan untuk perkembangan otak yang akan
menentukan kecerdasan. Apalagi bila dikaitkan dengan the golden age atau masa pesat perkembangan otak di usia 0-3 tahun (ada juga yang mengatakan 0-6 tahun).

Setelah itu, perkembangan otak manusia pun akan melambat. Jadi manfaatkan masa ini dengan sebaik-baiknya. Cepatnya perkembangan otak dalam periode ini
ditandai dengan pertambahan berat otak dari 400 gr di waktu lahir menjadi hampir 3 kali lipatnya setelah akhir tahun ketiga.

Sekadar untuk diketahui, pada masa awal usianya, fungsi kedua belahan otak bayi masih sama. Hal ini bisa terlihat dari cara bayi meraih benda dengan menggunakan kedua tangannya. Setelah otak berkembang, secara individual fungsi belahan otak kanan dan kiri menjadi berbeda. Perkembangan ini menyebabkan anak cenderung memakai tangan tertentu (umumnya kanan) untuk melakukan sesuatu.

Contoh lain akan pentingnya stimulasi terlihat pada penelitian tentang huruf ”L” yang diadakan di Jepang. Dari riset yang dilakukan ditemukan, bayi-bayi di negeri Sakura hingga usia 6 bulan masih peka terhadap konsonan ”L”. Namun, saat menginjak usia 1 tahunan kepekaan itu hilang karena konsonan L dalam bahasa Jepang tidak diperlukan. ”Itu salah satu bukti kalau otak tidak distimulasi, sinaps-sinapsnya (simpai) akan hilang begitu saja.”

IBARAT PESAWAT TELEPON

Saraf-saraf dalam organ otak diibaratkan sebagai kumpulan pesawat telepon yang koneksinya belum terhubung satu sama lain. Agar koneksi antara pesawat telepon di dalam otak ‘’saling nyambung” diperlukan stimulasi.

Tujuan stimulasi adalah mengembangkan hubungan (network) antara satu saraf dengan saraf lain. ”Saat anak sudah sekolah, ia akan lebih cepat menangkap pelajaran yang diberikan karena ‘pesawat-pesawat telepon’ miliknya sudah terkoneksi sebelum itu. Sebaliknya, bila pesawat-pesawat telepon itu tidak distimulasi maka sinaps-sinapsnya akan hilang.

Bahkan beberapa ahli percaya, kalau tidak ada rangsangan, jaringan organ otak jadi mengecil akibat menurunnya jaringan fungsi otak.

Masalahnya, begitu banyak hal yang perlu dipelajari si bayi kecil lewat kelima indranya; ada indra penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba hingga pengecap. Orang tua harus rajin menstimulasi semua indra bayi secara seimbang agar tumbuh kembangnya menjadi optimal.

Nah, kali ini yang akan dibahas adalah stimulasi indra peraba dan indra pengecap.

STIMULASI INDRA PERABA

Sebenarnya, secara tidak sadar, orang tua sudah melakukan beberapa stimulasi indra sentuhan dari hari ke hari. Hanya saja, mungkin upayanya kurang maksimal. Agar lebih maksimal berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:

Pijat bayi

Pijatan dapat memberi efek relaks pada bayi. Penelitian membuktikan bayi prematur yang sering dipijat akan tumbuh lebih baik, lebih cepat, lebih tenang serta lebih jarang menangis ketimbang bayi-bayi prematur yang tidak dipijat.

”Jadi terbukti sentuhan orang tua mempengaruhi perkembangan bayi, bukan?”.
Akan lebih baik bila mengikuti berbagai kursus pijat bayi yang banyak diselenggarakan untuk mengetahui teknik pijatan yang tepat. Jika bayi dipijat tanpa mengenakan pakaian, pilih ruangan yang cukup hangat.

Perhatikan ranjang

Kebanyakan, waktu bayi akan dihabiskan di atas ranjang. Nah, untuk menstimulasi indra peraba, lapisi ranjang dengan alas tempat tidur yang lembut dan hangat sehingga ia merasa nyaman di dalamnya.

Manfaatkan berbagai bahan

Bayi perlu mengenal konsep kasar-halus atau keras-lunak. Untuk itu kita bisa mengenalkannya kepada berbagai tekstur bahan seperti sutera, satin, velvet, kulit, handuk dan sebagainya. Bisa juga memanfaatkan kegiatan sehari-hari. Dengan mandi, misalnya, bayi jadi tahu sifat sabun yang licin.

Berjalan tanpa alas

Bila sudah agak besar, bayi bisa diajak berjalan-jalan tanpa alas kaki sehingga ia dapat merasakan perbedaan kala menyentuh lantai, karpet, atau rumput. Nah, apa yang kita sampaikan kepada sensori peraba bayi akan terekam di dalam otaknya dan membantu dia menghubungkan jaringan sel-sel saraf yang ada di dalamnya. Akhirnya, pada sekitar usia 2 tahun ia mulai
bisa menyebutkan kalau batu itu keras atau sutera itu lembut.

STIMULASI INDRA PENGECAP

Stimulasi indra pengecap pun sudah akrab dengan aktivitas sehari-hari si kecil, berikut beberapa di antaranya:

Menyusu ASI

Menyusu ASI merupakan salah satu cara merangsang indra pengecap bayi. Beberapa pakar mengatakan, bayi yang menyusu ASI akan lebih jarang mengisap jari ketimbang yang menyusu dari botol. Waktu menyusu yang ideal sekitar 30 sampai 40 menit. Di atas 20 menit sebenarnya susu ibu sudah kosong, namun bayi tetap mengisap puting ibunya demi memenuhi kebutuhan mengisapnya.

Biarkan mengisap jari

Untuk menstimulasi indra pengecapnya biarkan bayi mengisap jari. Seperti diketahui, setiap bayi pasti akan mengisap jari. Terlebih pada bayi baru lahir hingga usia 3 bulan. Sampai usia 7 bulan pun, kebiasaan mengisap jari pada bayi masih dianggap wajar. Setelah usia itu tentu kebiasaan ini mesti dihentikan.

Memberikan PASI

Selepas usia 6 bulan, mulailah bayi diperkenalkan dengan berbagai macam rasa makanan agar saat besar nanti indra pengecapnya terbiasa dengan aneka jenis makanan. Ia pun akan tumbuh menjadi anak yang tidak pilih-pilih makanan.

Mainan gigitan

Bisa diberikan saat ia mulai memasukkan segala sesuatu
ke dalam mulutnya, yakni sekitar usia 6 bulan. Tentu saja perhatikan kebersihannya.

Ajak si kecil ngobrol saat kita memberinya stimulasi. Dengan begitu, bahasanya pun akan ikut terangsang. Dengan berkomunikasi, orang tua juga akan menjalin kedekatan dengan perkembangananak. Namun, kelekatan tetap kurang terjalin bila sambil berbicara, pikiran orangtua berada entah di mana. Jadi, ajak bayi berbicara dengan tatapan mata. Saat memandikan, kita bisa ngobrol tentang air yang begitu dingin. ”Ih airnya dingin, ya..”
Dengan begitu, anak merasa bahwa kita berusaha berhubungan dengannya. Walau mungkin respons bayi belum terlihat, hanya menatap saja, misalnya, tapi itu sebenarnya menunjukkan kelekatan sudah terbangun. (sumber : balita cerdas)

Penanganan Harus Dilakukan Sedini Mungkin

20 Februari 2009

Surabaya, eHealth. Sejak tanggal 9 Februari 2009, Dinas Kesehatan Kota Surabaya (Dinkes) melaksanakan pelatihan Stimulasi dan Intervensi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak bagi Bidan di 53 Puskesmas di Surabaya. ”Ini adalah pelatihan angkatan kedua untuk tahun 2009 dan diikuti oleh sepuluh orang bidan dari sepuluh Puskesmas,” ujar dr. Avie Hanida, Kepala Seksi Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Puskesmas yang mengikuti pelatihan angkatan kedua antara lain Puskesmas Kedurus, Dukuh Kupang, Wiyung, Gayungan, Simomulyo, Benowo, Tambak Rejo, Kali Rungkut, Jagir dan Pakis. Pelatihan untuk angkatan kedua ini dilaksanakan di ruang pertemuan Puskesmas Jagir pada tanggal 16–20 Februari 2009.

Perlu diketahui pelatihan angkatan pertama dilaksanakan pada tanggal 9–13 Februari 2009 di tempat yang sama dan diikuti oleh sepuluh Bidan dari Puskesmas Menur, Klampis Ngasem, Mulyorejo, Sawahan, Putat Jaya, Banyu Urip, Jagir, Pakis, dan Wonokromo.

Memang sejak tahun 2008 Dinkes Kota Surabaya telah memberikan pelatihan serupa bagi Bidan Puskesmas. Pelatihan tersebut dilakukan secara bertahap dan diikuti oleh Bidan dari Puskesmas secara bergiliran. ”Sebanyak 53 Bidan dari 53 Puskesmas telah mendapatkan pelatihan DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang), berikutnya kita (Dinkes, Red) akan memberikan pelatihan DDTK untuk 53 dokter Puskesmas,” jelas dr. Avie.

Pelatihan DDTK diperlukan untuk mengetahui dan melakukan DDTK sejak dini. ”Apabila terdapat penyimpangan pada seorang anak akan segera diketahui dan ditangani dengan tepat,” jelas Sri Wahjuni, ketika memberikan materi pada hari terakhir Pelatihan (20/2).

Penyimpangan tumbuh kembang anak harus dideteksi sejak dini, terutama sebelum anak berumur 3 tahun, agar dapat segera di intervensi (diperbaiki, Red). Apabila deteksi terlambat, yang menyebabkan penanganan terlambat sehingga penyimpangan akan sulit untuk diperbaiki

Terdapat beberapa tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan antara lain masa dalam kandungan (prenatal), masa Neonatal (0 – 28 hari), masa Bayi (< 1 tahun), masa Balita (< 5 tahun) dan masa Prasekolah (5-6 tahun). Berikut adalah tabel perkembangan anak berdasarkan usia.


Umur
Kemampuan perkembangan

0-1 bulan
Menatap ke ibu, mengeluarkan suara, tersenyum, dll

1-3 bulan
Mengangkat kepala tegak ketika tengkurap, tertawa, mengamati tangannya, dll

3-6 bulan
Meniru bunyi, meraih benda, tengkurap sendiri, dll

6-9 bulan
Duduk sendiri,mengucapkan ma..ma..ma, da..da….da…, pegang biskuit, dll

9-12 bulan
Bermain CI LUK BA, menjimpit benda kecil, berdiri dan berjalan berpegangan, dll

1-2 tahun
Menunjukkan dan menyebut nama bagian tubuh, naik tangga, corat-coret, dll

2-3 tahun
Berdiri di atas satu kaki tanpa berpegangan, bicara domengerti, makan sendiri, memeluk dan mencium orang yang terdekat, dll

3-5 tahun
Melompat-lompat,menggambar, cerita, pakai pakaian, dll

Apabila pada usia 9 bulan bayi belum bisa mengoceh da..da..da.. maupun ma..ma..ma.. dapat dilakukan intervensi diantaranya bayi harus diajak bicara sesering mungkin dan pada saat berbicara usahakan selalu menatap muka bayi agar anak dapat melihat bibir maupun mata si pembicara dan sebutkan nama benda dan gambar. Selain itu dapat dilakukan intervensi dengan cara mendudukkan anak serta berikan benda yang berbunyi dari arah samping kiri / kanan secara bergantian dan diulangi lagi, apabila tidak ada reaksi, curigai terdapat gangguan pendengaran dan harus dirujuk. (ito)

Reporter : Bambang Yupito

Foto : Dalu Karunia P.

Stimulasi Terus Menerus Pada Balita Dapat Ciptakan Anak Cerdas

Stimulasi Terus Menerus Pada Balita Dapat Ciptakan Anak Cerdas

Pemberian stimulasi yang teratur dan terus-menerus akan menciptakan anak yang cerdas, bertumbuh kembang dengan optimal, mandiri, serta memiliki emosi yang stabil, dan mudah beradaptasi.

Ahli spesialis anak dr. Caroline Mulawi, Sp.A. pada acara "road show" produk popok dan "toiletries" bayi Huggies mengatakan di Jakarta, Minggu, perasaan kasih sayang akan juga makin memperkuat ikatan emosi ("bonding") ibu dan bayi, bahkan sampai anak tumbuh dewasa.

"Melalui stimulasi tersebut, anak dapat mencapai perkembangan optimal pada penglihatan, pendengaran, perkembangan bahasa, sosial, kognitif, gerakan kasar, halus, keseimbangan, koordinasi, dan kemandirian," kata Caroline, yang berpraktek di RS Omni Medical Center Jakarta, dan RS. Omni International Alam Sutera, Tangerang.

Sementara itu, Managing Director Kimberly-Lever Indonesia, Bong R. Kamus, Jr, mengatakan pihaknya -- sebagai produsen produk Huggies -- sangat mendukung program sosialisasi pengikatan emosi ibu dan bayi ("mother-infant bonding") serta stimulasi pada anak usia balita yang dipercaya dapat memperkuat perkembangan fisik, mental, dan sosial anak.

Dikatakannya dalam "road show" Huggies tersebut pihaknya juga telah bekerja sama dengan lembaga pelatihan senam otak untuk balita "Brain Gym" dalam upaya menunjang program sosialisasi peningkatan kecerdasan anak.

Program Stimulasi

Caroline mengatakan stimulasi telah dapat diberikan pada bayi sejak masih dalam kandungan, pada usia kehamilan enam minggu dengan cara mengajak bicara pada bayi yang masih dalam kandungan serta memperdengarkan musik lembut.

"Hasil penelitian membuktikan nantinya bayi akan memiliki tingkat kecerdasan atau IQ ("intelligence quotient") yang lebih tinggi 14 poin dibanding anak-anak usia sebaya serta memiliki kemampuan bicara lebih cepat," kata dia.

Setelah bayi lahir, ibu atau pengganti ibu, seperti halnya "baby sitter", dapat terus melakukan stimulasi. Untuk bayi usia 0-3 bulan, stimulasi yang diberikan antara lain dengan cara menggantungkan mainan yang bisa bergerak, mengajak bicara, menyanyi, memutarkan rekaman musik, serta melatih mengangkat kepala, dada, memiringkan badan, serta tengkurap.

Pada usia 3-6 bulan, stimulasi yang diberikan antara lain dengan memperlihatkan cermin, melatih tengkurap, berguling, memberikan mainan yang dapat dipegang dan diraih. Pada usia 6-9 bulan, stimulasi tetap diberikan dengan melanjutkan stimulasi sebelumnya serta melatih bersalaman, bertepuk tangan, melambaikan tangan dan menunjuk ke benda-benda yang jauh.

Pada anak usia 9-12 bulan, mereka dapat dilatih menyebutkan nama-nama orang di dalam keluarga, menggelindingkan bola, serta mulai berlatih berdiri dan berjalan berpegangan, sementara pada usia 12-18 bulan stimulasi dilanjutkan dengan melatih anak menyusun kubus, balok, bermain menggunakan boneka, sendok, belajar melepas celana, baju, serta mulai berjalan tanpa pegangan.

Stimulasi dilanjutkan pada usia anak 18-24 bulan dengan mengajarkan mereka menyebut nama gambar, bagian tubuh anak, binatang, serta berlatih mencuci tangan, sikat gigi, serta bermain melempar bola dan melompat.

Pada anak usia 2-3 tahun stimulasi dilanjutkan dengan mengajarkan mereka mengenai kegunaan benda sehari-hari, memakai baju sendiri, menggambar garis lingkaran, serta berlatih berdiri dengan satu kaki. Sementara pada usia tiga tahun ke atas stimulasi diarahkan untuk perkembangan kesiapan sekolah anak, antara lain dengan memperkenalkan huruf dan angka serta berlatih berhitung sederhana.

Dikutip dari: Jakarta (ANTARA News)

Brain Gym, Optimalkan Perkembangan Otak

Sejak awal tahun 2000-an, para orang tua di Indonesia mulai akrab dengan
istilah brain gym. Disebut senam otak lantaran gerakannya sederhana
namun dapat membantu perkembangan otak secara keseluruhan. Di samping
itu, koordinasi mata, telinga, tangan, dan seluruh anggota tubuh juga
dapat diasah dengan melakukan rangkaian gerak tubuh yang dikembangkan
oleh Educational Kinesiology Foundation, Amerika Serikat, ini.

Buat para orang tua yang memiliki anak bayi dan balita, senam otak
merupakan jalan menuju optimalisasi tumbuh kembang buah hati. Senam ini
juga bisa dijadikan pelengkap terapi untuk anak-anak dengan kebutuhan
khusus. ''Brain gym menyeimbangkan setiap bagian otak dan membuka
sumbatan-sumbatan pada bagian otak,'' ungkap Lely Tobing, anggota Brain
Gym Indonesia.

Ada tiga dimensi otak yang dapat dikembangkan melalui pelaksanaan brain
gym secara berulang. Pertama, dimensi lateritas untuk belahan otak kiri
dan kanan. Kedua, dimensi pemfokusan untuk bagian belakang otak dengan
bagian depan otak. Ketiga, dimensi pemusatan untuk menyeimbangkan posisi
depan dan belakang (sistem limbis) serta otak besar.

Siapa yang boleh bersenam otak? Bayi usia nol bulan juga boleh ikut
brain gym. Bentuknya tentu saja tak seperti senam kesegaran jasmani.
''Yang dilakukan cuma memberi stimulasi yang dapat memberikan pengalaman
gerak pada bayi,'' jelas Lely yang juga kepala sekolah Twinkle Star.

Untuk bayi, senam otak paling baik diajarkan langsung oleh ibu untuk
menambah kedekatan. Matras yang lembut, baju yang nyaman, popok yang
kering, perut yang tak kelaparan, dan suasana yang mendukung penting
untuk diperhatikan. ''Beri anak minum air putih terlebih dulu karena itu
diperlukan sebagai penghantar energi listrik di dalam tubuh,'' saran
Lely.

Bagaimana melakukannya? Untuk anak usia nol hingga tiga bulan, senam
otak yang paling baik adalah gerakan silang baby brain gym. Agar bayi
mudah mengingat stimulasi yang diberikan kepadanya, lakukan senam secara
interaktif, berulang, dan dalam kondisi yang menyenangkan. ''Pastikan
anak siap, jangan memaksakannya, dan bikin aktivitas ini menjadi
semenarik mungkin,'' tegas Lely.

Gerakan silang cukup gampang dilakukan. Anda cuma harus menyentuhkan
tangan kanan si kecil ke lutut kirinya secara bergantian. ''Prinsipnya,
ini gerak yang menuntut koordinasi otak kanan dan kiri. Arah gerakannya
menyilangkan garis tubuh,'' imbuh Lely.

Gerakan silang juga dapat membantu meningkatkan daya konsentrasi anak.
Sementara itu, gerak menekan saklar otak--yang terdapat di bagian tulang
belikat yang menonjol di dada dan bagian pusar--bertujuan untuk
meningkatkan energi ke mata. ''Menekan saklar angkasa yang berada di
atas bibir dan di tulang ekor bertujuan membantu menyeimbangkan
kemampuan melihat jauh-dekat dan manajemen emosi'' urai Lely.

Brain gym memiliki 26 macam gerakan. Namun, itu tidak bisa dipaksakan
untuk sembarang anak. ''Harus disesuaikan dengan perkembangan motorik
anak,'' Lely mengingatkan.

Rangkaian Gerakan Senam Otak

Gerakan Silang Usia 0-3 Bulan
- Gerakan silang diberikan dalam posisi telentang.
- Tangan kiri digerakkan dengan kaki kanan dan sebaliknya.
- Di akhir usia 3 bulan, bayi harus bisa membolak-balikkan badan.
- Stimulasi gerak silang dapat merangsang kekuatan otot tangan.

Gerakan Silang Usia 4-8 Bulan
- Bayi mulai berusaha meraih benda yang ada dihadapanya.
- Stimulasi gerak silang mengkondisikan otak kanan dan kiri bayi untuk
melatih koordinasi mata dan gerak motoriknya. Dengan adanya koordinasi
tersebut, bayi dapat meraih benda di dekatnya.

Gerakan Brain Gym Usia 6-12 Bulan
- Tekan saklar otak dan tombol angkasa
- Tekan tombol bumi dengan memijit titik di bawah bibir dan tangan lain
di tulang kemaluan. Gunanya untuk mengaktifkan energi di otak tengah
yang dapat menyeimbangkan emosi, mengasah kemampuan anak menengok
dimensi atas dan bawah.
- Lakukan gerakan homolateral dengan menggerakkan kaki kiri dengan
tangan kiri--bergantian dengan sisi yang lain--secara pasif. Gerakan ini
bermanfaat untuk mengaktifkan spesialisasi otak kiri dan kanan serta
lateralisasi yang tercermin dari kemampuan anak memakai baju sendiri,
lempar-tangkap bola, menggambar, komunikasi, dan bernapas.

Brain Gym Usia 13-24 Bulan
- Lakukan saklar otak, tombol angkasa, tombol bumi, dan homolateral. -
Gerakan silang dengan fokus pada bahu dan panggul. Ini berguna untuk
mengaktifkan otak kiri dan kanan secara simultan seraya menyeimbangkan
fungsi kedua belahan otak tersebut.


Macam Gerakan Brain Games

• Gerakan Sakelar Otak:

Sakelar otak (jaringan lunak di bawah tulang selangka di kiri dan kanan tulang dada) dipijat selama 20-30 detik dengan satu tangan, sementara tangan lainnya memegang atau memijat sebelah kanan dan kiri pusar.

Mengoptimalkan pengiriman pesan dari otak kiri ke kanan atau sebaliknya, meningkatkan penerimaan oksigen, dan menstimulasi aliran darah agar lebih lancar mengalir ke otak.

Guna: mengoptimalkan keterampilan motorik halus, memperbaiki sikap tubuh, meningkatkan energi, mengurangi stres visual dan relaksasi tengkuk serta bahu.

• Gerakan Silang

Gerakan ini mengaktifkan hubungan kedua sisi otak dan merupakan gerakan pemanasan untuk semua keterampilan yang memerlukan penyeberangan garis tengah bagian lateral tubuh.

* Mengaktifkan gerakan mata dari kiri ke kanan, meningkatkan harmonisasi penglihatan (binokular)

* Guna: mengoptimalkan pekerjaan menulis, mendengar, membaca dan memahami, meningkatkan stamina, memperbaiki pernapasan, pendengaran dan penglihatan.

• Tombol Bumi

Ujung salah satu tangan menyentuh bawah bibir, ujung jari lainnya di pinggir atas tulang kemaluan (15 cm di bawah pusar). Di sentuh selama 30 detik atau 4-6 kali tarikan napas penuh.

* Meningkatkan koordinasi dan konsentrasi (melihat secara vertikal dan horizontal sekaligus tanpa keliru, seperti saat membaca kolom dalam tabel).

* Guna: mengurangi kelelahan mental (stres), mengoptimalkan jenis pekerjaan seperti organisasi, perancangan seni, pembukuan.

• Tombol Imbang

Gerakan ini akan mengembalikan tiga dimensi keseimbangan tubuh (kiri-kanan, atas-bawah, depan-belakang). Tekan ’tombol imbang’ -— 4-5 cm ke kiri dan ke kanan dari garis tengah/lekukan di batas rambut antara tengkorak dan tengkung di atas tulang belakang -— sementara tangan satunya menyentuh pusar, selama 30 detik.

* Meningkatkan konsentrasi, pengambilan keputusan, pemikiran asosiatif, kepekaan indrawi untuk keseimbangan, menjernihkan pikiran dan menjaga badan tetap relaks

* Guna: mengerti konsep yang tersirat (saat membaca), mengkritisi, mengurangi mabuk perjalanan dan tekanan di kuping karena perubahan ketingian, mengoptimalkan pekerjaan menulis laporan, memakai telepon atau komputer.

• Kait Relaks

Tumpangkan kaki kiri di atas kaki kanan, dan tangan kiri di atas tangan kanan dengan posisi jempol ke bawah. Jemari kedua tangan saling menggenggam, kemudian tarik tangan ke arah pusar dan terus ke depan dada. Pejamkan mata dan saat menarik napas, lidah ditempelkan ke langit-langit mulut dan lepaskan saat mengembuskan napas. Berikutnya, buka silangan kaki, dan ujung-ujung jari tangan saling bersentuhan secara halus di dada atau di pangkuan, sambil mengambil napas dalam 1 menit lagi

* Meningkatkan koordinasi motorik halus dan pemikiran logis, dan pemusatan emosional.

* Guna: mendengar aktif, berbicara lugas, menghadapi tes dan bekerja dengan papan ketik, pengendalian diri dan keseimbangan.

Brain gym
Anda pasti berharap anak Anda pintar, lincah dan energik setiap saat. Salah satu caranya dengan memberikan asupan gizi yang lengkap bagi anaknya sejak dini, dan memberikan pendidikan sejak dini.
Selain metode tersebut, kini Anda juga bisa mencoba metode brain gym untuk menstimulasi perkembangan otak anak Anda. Karena ternyata bukan hanya tubuh dan wajah saja yang membutuhkan senam, maka otakpun ternyata memerlukan senam untuk merangsang tumbuh kembangnya.

Menurut ahli terapis brain gym 101 tersertifikasi Lely Tobing, brain gym atau senam otak merupakan serangkaian gerakan sederhana yang dapat membantu perkembangan otak secara keseluruhan, baik dalam sisi koordinasi mata, telinga, tangan dan seluruh anggota tubuh. ”Pada awalnya, program ini diterapkan untuk anak berkebutuhan khusus, namun seiring waktu diterapkan juga untuk anak-anak normal untuk menstimulasi otaknya agak berkembang lebih optimal,” ujar Lely dalam kegiatan sehari brain gym yang digelar oleh Huggies pekan lalu.
Selain itu, program dari Educational Kinesiology Foundation USA yang dikembangkan oleh Dr. Paul E Dennison ini, ditujukan untuk meningkatkan perkembangan kognitif, fisik, bahasa, sosial dan emosional anak secara bertahap, sehingga kemampuan belajar anak bisa meningkat.
Melampui tiga dimensi
Lely menyebutkan bahwa brain gym memiliki tiga dimensi pelatihan, yakni dimensi lateralitas, (kiri-kanan) untuk melatih koordinasi tubuh kiri kanan. Jika anak bermasalah dalam dimensi lateralitas, maka bermasalah dalam koordinasi tubuh kiri-kanannya seperti sulit memakai baju sendiri, lempar tangkap bola, menggambar, komunikasi, bernafas dll.
Yang kedua adalah dimensi centering (pemusatan, pengaturan), untuk koordinasi tubuh atas dan bawah, atau untuk system limbis (midbrain) dan otak besar (cerebral cortex). jika dimensi centeringnya bermasalah, maka koordinasi tubuh atas bawah tidak bagus seperti sulit melompat, keseimbangan, jongkok berdiri, gampang jatuh tersandung, takut ketinggian, dari sisi emosi yang tak terkontrol, agresif atau pasif.
Yang terakhir adalah dimensi fokus (fokus pemahaman) untuk mengkoordinasi bagian tubuh muka belakang, batang otak atau brainstem dan bagian depan otak (frontal lobes). Untuk anak yang dimensi fokus tidak seimbang maka akan tampak koordinasi depan belakang yang bermasalah seperti: gampang capek, otot-otot kaku terutama bagian belakang, gampang tantrum, fokus kurang, tidak mampu mengendalikan diri kapan berhenti dan kapan untuk maju dalam berbagai hal.
Selain untuk anak-anak, brain gym juga bisa dilakukan orang dewasa untuk meningkatkan kosentrasi, stamina, stress release, fokus, perilaku dan ketenangan emosi, performa olah raga, rasa percaya diri, menyanyi, musik, matematis, dll.
Sementara jika brain gym dilakukan pada anak dibawah 3 tahun, maka otak mereka dapat terstimulasi dengan optimal sehingga bisa memiliki kepribadian yang baik, relaks, lebih konsentrasi, punya daya ingat tinggi, dan terhindar dari berbagai masalah seperti disleksia, dispraksia dan sebagainya.
Tahapan brain gym
Setiap anak, umumnya akan mengalami lima tahapan dalam perkembangannya, antaralain tahapan ketika bayi lahir, dimana dia bisa bergerak namun tidak berpindah tempat (movement without motility). Tahap kedua adalah saat belajar bergerak dengan merayap (crawling), lalu belajar merangkak (creeping), berjalan (walking), dan berlari (running). “Jika tahapan ini terlewati, maka biasanya anak akan mengalami hambatan fungsi otak ataupun organ fisiknya,” tambah dia.
Sebelum brain gym dimulai sebaiknya dilakukan konsultasi pada dokter, dan juga dilakukan langkah pemanasan yang disebut PACE (Positive, Active, Clear dan Energetic) untuk menciptakan keadaan yang nyaman untuk belajar yang terdiri dari 4 aktifitas sederhana yaitu air, saklar otak, homolateral/gerakan silang dan kait relaks.
Keuntungan brain gym inipun diakui oleh Cherryl Fika, ibu dari Teuku Rasya (5 bulan). Menurut dia, kegiatan brain gym ini sangat membantunya dalam melatih kemampuan otak dan juga fisik putranya. Selain itu, dia juga mengaku jadi merasa lebih dekat dengan anaknya setelah melakukan beragam kegiatan yang melibatkan ibu dan anak seperti halnya gerakan brain gym ini. ”Menurut saya gerakan ini sangat sederhana, aplikatif, dan bisa diterapkan pada saat kita di rumah. saya pun, sering melakukannya sebelum memandikan anak saya saat mandi pagi atau mandi sore,” ujar Cherryl yang mengaku sering mengikuti beragam seminar yang bertema stimulasi otak pada anak itu.
Selain itu, Cherryl juga mengaku setelah melakukan brain gym, anaknya menjadi lebih kreatif dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan juga teman sebayanya.

Gerakan Brain Gym bagi anak usia 6-12 bulan
1. Saklar Otak : Memijit dua titik di bawah clavicular kiri-kanan dari sternum, sambul tangan lain memegang pusar untuk mengaktifkan sisi otak kiri dan kanan, meningkatkan energi ke mata
2. Tombol Bumi : Memijit titik dibawah bibir dan tangan lain di tulang kemaluan untuk mengaktifkan energi di otak tengah, menyeimbangkan emosi, mengaktifkan kemampuan melihat atas dan bawah
3. Tombol Angkasa : Memijit titik di atas bibir dan tangan lain memegang tulang ekor untuk mengaktifkan energi ke otak, menyeimbangkan kemampuan melihat jauh dekat, menyeimbangkan emosi
4. Gerakan Homolateral : Mengerakkan kaki kiri dengan tangan kiri bergantian dengan sisi yang lain, secara pasif untuk mengaktifkan spesialisasi otak kiri dan kanan, lateralisasi.

Sementara itu, untuk anak usia 13 bulan hingga 24 bulan, gerakan yang dilakukan sama dengan diatas, hanya ditambah dengan gerakan silang seperti menggerakkan kaki kiri dan tangan kanan lalu bergantian, dengan fokus pada bahu dan panggul untuk mengaktifkan otak kiri dan kanan secara simultan, menyeimbangkan fungsi kedua belahan otak.
Gerakan silang ini baik untuk menstimultan otak karena pada dasarnya, fungsi otak sendiri dapat dikembangkan dengan mempolakan gerakan gerakan pola silang (menyilang garis tengah tubuh, cross pattern), dan gerakan pola satu sisi (homolateral).


sumber : dari internet

RAGAM STIMULASI FISIK UNTUK KECERDASAN

Gerak tubuh yang tepat di setiap usia, membantu kematangan otak anak mencapai titik optimal.

Stimulasi fisik mempunyai dua manfaat. Disamping mematangkan kecerdasan otak, juga mengoptimalkan setiap tugas perkembangan anak. Pada bayi (0-1 tahun), misalnya, stimulasi fisik bertujuan memaksimalkan pertumbuhan fisik otak (secara anatomis), memaksimalkan brain growth spurt, memaksimalkan proses mielinisasi serabut saraf otak, dan mempertebal corpus callosum (jembatan otak kanan dan kiri). Dari sini, stimulasi fisik dapat membantu kekuatan otot dan kemampuan tubuh melakukan gerakan-gerakan bayi agar semakin seimbang dan matang. Termasuk menyiapkan otot-otot kemampuan wicara di saat pembentukan kata pertama. Selanjutnya pada anak usia 1-3 tahun, stimulasi fisik juga bertujuan sama dengan di usia bayi. Barulah di usia prasekolah dan sekolah, stimulasi fisik juga bertujuan membantu konsentrasi dan daya ingat anak.

Untuk itu, orangtua harus tahu kemampuan anaknya dan tugas perkembangan sesuai tahapan usia. Berikut aneka stimulasi fisik untuk kecerdasan anak disesuaikan dengan tahapan usianya!


USIA BAYI

* 0–3 Bulan

- Menahan kepala dan leher bayi lalu mengangkatnya. Menahan kepala dimaksudkan untuk melindungi saraf sensitif dan tulang belakang yang menghubungkan otak dengan badan bagian leher.

- Memberikan stimulasi gerakan ke atas untuk stimulasi keseimbangan bayi. Jangan diayun terlalu keras atau dilempar-lempar ke atas terlalu keras secara mendadak, karena akan mengganggu level stres yang menyebabkan bayi sering menangis tiba-tiba saat tidur.

- Tengkurapkan bayi dalam waktu yang tidak terlalu lama untuk merangsang otot lehernya yang juga akan memengaruhi pertumbuhan jaringan otaknya.

- Dekatkan wajah Anda karena bayi senang mengenali wajah-wajah yang berbeda (kurang lebih 40 cm bayi dapat melihat dengan jelas).

- Ajak bicara dengan rasa sayang, dengarkan lagu-lagu, menjawab ajakan bicara si bayi untuk merangsang komunikasi.

- Menggendong lalu mengayun-ayun seperti gerakan "meninabobokkan" untuk stimulasi dan memberikan rasa aman.

* 4–5 Bulan

- Menarik perhatian dengan mainan kerincingan agar bayi mau meraih dan memegang.

- Menarik perhatian dengan mainan berwarna dan berbunyi agar ia dapat berguling.

- Memperdengarkan musik lembut sambil berujar kata yang mengandung unsur bilabial (b/p/m), misal, kata papa, mama, bola, babi, dan lain-lain.

- Duduk pada kursi bersandar dan memberinya mainan berwarna serta berbunyi untuk beberapa saat.

* 6–12 Bulan

- Dudukkan dengan berbagai gaya (kaki lurus, kaki huruf w, kaki bersila, timpuh/seperti duduk pesinden).

- Mengejar mainan dengan berguling, merayap dan merangkak.

- Berdiri dengan punggung menempel tembok dan bergeser ke kanan-kiri, ke depan mengejar mainan.

- Meraih mainan atau memasukkan mainan pada bidang seperti formboard atau pasel.

- Berjalan beberapa meter untuk mengejar mainan.

- Bermain cilukba.

- Bermain meniru suara dan bergerak seperti suara: mobil "mbem mbem", bebek "kwek kwek", harimau "haum", kambing "mbekkkk".

USIA BATITA

* 1–2 Tahun

- Bermain pada posisi jongkok dan berdiri yang lama.

- Melompati halang rintang, sesuaikan ketinggian dengan kemampuan anak dalam melangkahkan kaki. Misal, dengan menggunakan guling kecil.

- Menaiki tangga di rumah dengan dipandu.

- Memanjat tangga dengan tangan mengenggam dan kaki memanjat.

- Melempar bola yang bergradasi beratnya dengan tipe lambungan bawah, tengah dan atas ke sasaran yang dituju (jarak digradasikan dari 20 cm sampai 2 meter).

- Menendang bola dengan gradasi berat bola dan jarak gawang bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri.

- Lempar tangkap bola dengan gradasi jarak antara anak dan ibu.

* 2–3 Tahun

- Berjalan di papan titian. Kalau di rumah bisa juga dengan membuat garis dari kapur atau tali dengan arah ke depan, ke samping, dan ke belakang.

- Melompat dan meloncat rintangan dengan gradasi jarak. Misal, dengan ban mobil bekas yang disusun berjajar.

- Berlari dengan lintasan yang sengaja dibuat berliku untuk kontrol belok dan mengerem saat berhenti.

- Berdiri satu kaki membentuk formasi pesawat terbang.

- Melompat satu kaki seperti pada permainan engklek.

- Permainan ketangkasan seperti memasukkan bola basket ke keranjang dengan gradasi tinggi sasaran dan berat bola.

USIA PRASEKOLAH

* 3–4 Tahun

- Mengikuti nyanyian dengan suara dan gerak.

- Menari dengan target kelenturan dan koordinasi (mata, tangan, kaki dan bagian tubuh).

- Memanjat, menarik dan mendorong.

- Bermain gulat bersama ayah.

- Bermain masak-masakan bersama ibu.

* 4–5 Tahun

- Melipat kertas dan membentuk sebuah origami.

- Menendang bola untuk bermain bola dalam sebuah permainan bersama teman-teman, setidaknya 3 orang

- Melompat dengan jarak 50 cm.

- Meloncat dengan halang rintang seperti main tali dengan karet gelang yang panjang bersama teman-temannya.

- Bermain tembak-tembakan bersama teman-temannya.

- Bermain peran bersama keluarga semisal bermain "tamu-tamuan" bersama ayah, ibu atau teman-temannya.

* 5–6 Tahun

- Menggantung di palang sejajar dalam waktu 10 detik.

- Memanjat sebuah palang atau pohon rendah.

- Melompat secara ritmis dan berulang seperti main lompat tali.

- Bermain pianika (jari menekan tuts dan mulut meniup).

- Menulis huruf dan angka dengan gradasi jumlah baris dan banyak tulisan.

- Mewarnai dengan gradasi jumlah warna dan kompleksitas gambar atau bentuk.

- Menggambar dan melukis.

- Mengetik dan menggunakan jari-jarinya untuk mengoperasikan komputer dan mouse komputer.

USIA SEKOLAH

* 6–12 Tahun

- Berjalan di papan titian, melempar dartboard, bersepeda roda 2, dan sebagainya untuk melatih kemampuan integrasi otak dan tubuh.

- Menggambar, menulis, membuat patung tanah liat, membentuk bangunan, dan sebagainya untuk latihan visualisasi.

- Melakukan tugas secara terperinci, menyusun daftar kegiatan untuk libur sekolah dan melaksanakannya sebagai latihan perilaku yang terorganisasi.

- Mengatur konsentrasi saat belajar di antara keramaian, membaca buku ketika adik sedang bermain sebagai latihan regulasi dari atensi dan konsentrasi.

- Mengisi buku diari, mengarang cerita, outbond, dan sebagainya untuk mengasah kemampuan motorik yang lebih kompleks.

Sumber:
Dedeh, Uttiek

Narasumber:

Tri Gunadi, OTR (Ind), S.Psi.,

dari Pusat Terapi Tumbuh Kembang Anak Yamet (Yayasan Medical Exercise Therapy)

Jumat, 12 Desember 2008

Dear Memory (2)

Dear memory,
Setiap penyesalan,datangnya pasti di akhir. Dan biasanya,sesal kemudian tiada berguna. Karena, sudah terlambat. Untungnya,hal itu tidak terjadi padaku. Saat kumenyadari semuanya. Saat kutahu dialah yang terbaik untukku. Saat kumenyesal telah sempat meninggalkan dia. Ternyata, dia masih setia untukku. Dan, katanya, selalu menungguku.:-). Puji syukur, Alhamdulillah sebesar-besarnya pada Allah swt, Dialah yg selalu melindungiku,menjagaku,dan menentukan yang terbaik untukku.

Memory,
Aku mengenalnya sebagai sosok yang sempurna. Dia baik banget,tulus,sabar,nggak pernah marah, dan memanjakanku tentunya.;-).

Waktu itu, awal tahun 1999,aku mengenalnya tanpa sengaja sewaktu ada acara di sebuah radio kampus. Dia salah satu penyiar disana. Pengennya siy gabung jadi penyiar juga,tp gagal.hiks. Gpp,gak jadi penyiar,tapi jadian ma penyiarnya.he2

Wah, memory, kalau aq ceritain semua secara mendetail bakalan panjang, seru, dan menyenangkan semuanya. Iya, beneran. Tiada 1 haripun yang tidak menyenangkan yang aq lewati dengannya. Semuanya menyenangkan, karena dia yang selalu mengerti aq dan membuatku senang. Egois ya aq.sementara aq tidak tahu apakah dia jg merasakan hal yg sama.

Sejujurnya, memory, andai waktu bisa kuulang tak akan kulewatkan sedetikpun tanpa dirinya disampingku. Andai waktu bisa kuputar kembali, tak akan pernah kulakukan kesalahan itu,meninggalkan dia.

Oke,itu dulu ya, memory.sambung lg.:-)